Sayyid Hussein bin Ali, GCB, Sharif Mekkah, dan
Emir Mekkah (1908-1917), menyatakan dirinya Raja Hijaz, dan Raja Arab. Ia memulai
Revolusi Arab tahun 1916 melawan Kekaisaran Ottoman semakin nasionalistik selama
Perang Dunia Pertama. pada tahun 1924, ketika Khilafah Utsmaniyah dihapuskan, ia
mengklaim dirinya sebagai Khalifah seluruh umat Islam.)
Arsitek Revolusi terbesar Arab : Sayyid Hussein bin Ali, Raja Arab dan Raja Hijaz (1854 - 4 Juni 1931)sebelum digulingkan Ibnu Saud.dan menjadi Kerajaan Saudi Arabia sekarang.
SEKILAS PROSES MASUKNYA ISLAM DI KALIMANTAN BARAT
Oleh : M.Natsir1
I. Permulaan Islam Masuk di Kalbar
Islam masuk ke Indonesia masih menyisakan perdebatan panjang,ada
tiga teori yang dikembangkan para ahli mengenai masuknya Islam di
Indonesia:
1.TeoriGujarat,
2.Teori Persia dan
3.Teori Arabia.
1. Teori Gujarat banyak dianut
oleh ahli dari Belanda
Islam dari anak BenuaIndia, menurut Pijnappel orang Arab bermazhab
Syafi’i yang bermigrasi
menetap diwilayah India kemudian membawa Islam ke Indonesia (Azra,1998:24)
Teori ini dikembangkan oleh Snouck Hurgonje.Moquette iaberkesimpulan bentuk
nisan di Pasai kawasan Sumatera 17 Dzulhijjah 1831H/27 September 1428, batu
nisan mirip di Cambay,Gujarat.W.F. Stuterheimmenyatakan masuknya agama Islam ke
Nusantara pada abad ke-13 Masehi,yakniMalik Al-Saleh pada tahun 1297. masuknya
Islam ke Indonesia adalah Gujarat. Relief batu nisan Sultan Malik Al-Saleh
bersifat Hinduistikj mempunyai kesamaan batu nisan di
Gujarat.(Suryanegara,1998:76). J.C.Van Leur pada th 674 M pantai barat Sumatera
telah terdapat perkampungan Islam, Islam tidak terjadi pada abad ke- 13
akan tetapi abad ke-7
2.Teori Persia dikembangkan oleh: Hoesin
Djajadiningrat,
titik berat pada kesamaan kebudayaan masyarakat Indonesia dengan
Persia.Kesamaan budaya seperti peringatan 10 muharram atau Asyura sebagai
hari peringatanSyi’ah terhadap syahidnya Husain. Kedua adanya ajaran wahdatul
Wujud Hamzah Fansuri dan Syekh Siti Jenar dengan ajaran sufi Persia,
Al-Hallaj.Persia, dibantah K.H. Saifuddin Zuhri , apabila berpedoman Islam
masuk abad ke -7 pada masa Bani Umayyah, Kekuasaan politik dipegangoleh
bangsa Arab, tidak mungkin Islam berasal dari Persia.
(1 )M.Natsir,S.Sos.M.Si Peneliti pada Balai Pelestarian Sejarah
Pontianak. Dosen pada Isipol UNTAN(2) Bahan tulisan Seminar Serantau
Perkembangan Islam Borneo, 27-28 Peb 2008 di UiTM Malaysia
3. Teori Arabia,
penganut teori ini adalah :T.W.Arnold,Crawfurd, Keijzer, Niemann, De
Holander, Naquib Al-Attas ,A. Hasyimi, dan Hamka.
Teori Arabiah yang dipertegas Hamka ia menolak keras terhadap teori
Gujarat, teori ini dikemukan Seminar Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia
di Medan, 17-20 Maret 1963 ia menolak bahwa Islam masuk ke Indonesia abad
13 jauh sebelumnya abad ke-7 Masehi. Adapun keberadaan Islam di Kalimantan
Barat tidak diketahui secara pasti,namun dari beberapa literatur dan pendapat
yang ada masih merupakan sebuah prediksi yang dikemukakan oleh para
peneliti maupun dari bekas-bekas peninggalanyang ada, baik yang terekam di
masyarakat melalui ajaran atau kepercayaan, dapat juga dilihat dari
situs-situs yang masih ada dan sejarah keberadan keraton yang
banyak didominasi oleh kesultanan Islam.(Doc.Natsir)
Pelabuhan Sukadana Ketapang
Beberapa pendapat yang diungkapkan akan kita selusuri proses
tersebut.Berpedoman dari pendapat yang dikemukakan oleh Sendam, 1970:35, “Islam
Masuk di Kalimantan Barat yaitu sekitar abad ke 15 M, melalui perdagangan
dan tidak melalui organisasi misi, tetapi merupakan kegiatan perorangan”.
Ada dua proses berlangsungnya penyebaran Islam. Pertama penduduk pribuni
berhubungan dengan agama Islam,kemudian menganutnya. Kedua, orang-orang asing
Asia (Arab,India, Cina dan lain-lain)yang telah memeluk agama Islam dan
bertempat tinggal secara permanen di suatu wilayah kemudian melakukan
perkawinan campuran dan menjadi anggota masyarakat lainnya. Seperti pada
kerajaan Tanjungpura, Sambas, Mempawah, Kubu, Pontianak dan lain
sebagainya(.Doc.Natsir)
Upacara Adat Mempawah
Penyebaran agama Islam di Kalimantan Barat membujur dari Selatan keUtara,
meliputi daerah Ketapang, Sambas, Mempawah, Landak. Menurut
Safarudin Usman bahwa Islam mulai menyebar di Kalimantan Barat
diperkirakan sekitar abad XVI Miladiah, penyebaran Islam terjadi ketika
kerajaan Sukadana atau lebih dikenal dengan kerajaan Tanjungpura dengan
penembahan Barukh pada masa itu di Sukadana agama Islam mulai diterima
masyarakat (Ikhsan dalam Usman 1996:3), akan tetapi Barukh tidak menganut
agama Islam sampai wafat 1590 M.
Pada masa Giri Kusuma
Islam berkembang dengan pesatnya karena beliau memeluk agama
IslamPendapat lain juga mengemukakan pada tahun 1470 Miladiah sudah adakerajaan
yang memeluk agama Islam yaitu Landak dengan rajanya Raden Abdul
Kahar(Usman,1996:4) Dimasa pemerintahan Raden Abdul Kahar (Iswaramahaya atau
RajaDipati Karang Tanjung Tua) beliau telah memeluk agama Islam sehingga
dapatdikatakan berawal dari kerajaan Landak. Di bawah pemerintahannya agama
Islam
berkembang dengan pesatnya di kerajaan Landak (Pembayun:200:97
Sahzaman berpendapat bahwa agama Islam masuk di Kalimantan
Barat melalui selat Karimata menuju kerajaan Tanjungpura yang memang sudah
ada sejak abad ke XIII. Kerajaan Sambas pada masa Raden Sulaiman
putra Raja Tengah dari kerajaan Brunai (Ajisman 1998:24)
Dalam buku Sejarah Kodam XIII Tanjungpura Kalimantan Barat
yang diterbitkan oleh Sendam Tanjungpura menyebutkan ;masuknya agama Islam
di Kalimantan Barat pada abad ke 16 Ketika kerajaan Hindu Sukadana
dipimpin rajanya penembahan Barukh, pada saat yang sama penembahan Barukh
membangun kota Baruj yaitu Matan (Ajisman:1998:25)
Berbagai pendapat yang telah dikemukakan di atas bisa diperkirakan,
bahwa agama Islam masuk di Kalimantan Barat pada masa pemerintahan Barukh
(1538-1550).Dari riwayat kerajaan Landak diperoleh keterangan bahwa agama Islam
di bawah pemerintahan Kerajaan Ismahayana, yang bergelar Raja Dipati
Tanjung Tua (1472-1542), agama Islam mulai berkembang di kerajaan Landak
(Sendam, dalam Ajisman;1998). Mengingat kerajaan Matan dan Landak yang masuk
diperkirakan pada abad ke15 maka kerajaan Sintang yang berada dipedalaman
sekitar akhir abad ke 16.Penyebaran yang pertama-tama kemungkinan dari para
pedangang SemenanjungMelayu, terutama pedagang dari Johor. (Dalam
Ikhan:2004:95)II. Perkembangan Islam di Pontianak
Keraton Kadriah Pontianak
Umat Islam menjadi mayoritas ketika berdirinya kerajaan Pontianak
pada tahun 1771 Miladiah. Kesultanan Pontianak dengan rajanya Sultan
Syarif Abdurahman Al Qadrie adalah putra Syarif Husin AlQadrie yang
menjadi salah seorang penyebaragama Islam di Kalimantan Barat, kehadiran
kesultanan yang bercorak Islam masih membawa pengaruh adat istiadat bangsa
Nusantara yang dinamakan pengaruh Jawapra Islam. Salah satu pengaruh kuat
adalah percampuran budaya Timur Tengah dengan budaya jwa Pra Islam.
Sekitar tahun 1733 Syarif Husin bin Ahmad Al Qadrie seorang ulama dari
negeri Trim Ar-Ridha Hadralmaut (Timur Tengah) datang ke kerajaan
Matan untuk menyebarkan agama Islam, kemudian di angkat sebagai penasehat
raja, akan tetapi jabatan tidak begitu lama dikarenakan ada perselisihan
paham tentang hukuman terhadap nakhoda tidak disetujui oleh Syarif Husein
kemudian pindah kekerajaan Mempawah.
Di kerajaan itu beliau diangkat sebagai Qadhi oleh Opu Daeng
Manambon.Syarif Husin menikah dengan Nyai Tua dari perkawinan ini mendapat lima
orang anak diantaranya Syarif Abdurahman Al-Qadrie yang lahir tahun 1471.
(Usman,2000:3-5) Kawasan sekitar pusat pemerintahan kesultanan Pontianak
yang terletak dipinggiran Sugai Kapuas, Kampung Kapur, Kampung Bansir,
kampung Banjar Serasan dan Kampung Saigon sangat kental pengaruh agama
Islam.
Daerah Kampung Kapur terdapat seorang guru ngaji yang bernama Djafar
pada jaman tersebut beliau salah seorang yang termasyhur, sultan Pontianak
Syarif Muhammad Al-Qadrie mengundang Djafar khusus menjadi guru ngaji
dilingkungan Keraton Kadriyah Pontianak (Usmandkk:1997).
Ustazd Djafar yang kelak menurunkan anak yang bernama Kurdi Djafar
dikenal pendiri cabang Muhammadiyah di Sungai Bakau Kecil di Mempawah dan
salah seorang putranya Mawardi Djafar seorang tokoh Muhammadiyah yang ada
di Pontianak(dalam Iksan wawancara H.Rahim Jafar)
Agama Islam yang menjadi mayoritas di Kalimantan Barat dan
Pontianak pada khususnya. Agama di Pontianak terdiri dari agama Islam,
Katholik,Kristen,Hindu,Budha dan Konghucu bagi masyarakat Tionghoa. Toleransi
agama sangat dijunjung tinggi di Pontianak, sehingga dapat dikatakan aman
dan sejahtera.
Perkembangan yang berikutnya lahirnya berbagai organisasi Islam yang
menjalankan pendidikan Islam pada beberapa sekolah maupun yayasan di
Pontianak
1.Yayasan Pendidikan Bawari
2. Yayasan Pendidikan Bawamai
3.Yayasan Perguruan Islamiyah
4.Yayasan Pendidikan Muhammadiyah
5. Yayasan Pendidikan Al Azhar
Masih banyak pendidikan yang belum dapat di data.
Di samping itu perkembangan pengajian ibu-ibu yang berkembang pesat
di Kota Pontianak.Peranan ulama yang begitu besar terhadap perkembangan
pendidikan tidak hanya pada pendidikan formal akan tetapi pada pendidikan
non formal. Ulama yang berpengaruh membentuk pendidikan di era tahun enam
puluhan dan sampai delapan puluhanPontianak antara lain;
1. Haji Ismail bin Abdul Karim alias Ismail
Mundu
(Mufti Kerajaan Kubu)
Seorang mufti kerajaan Kubu Kalimantan Barat, ulama yang sangat
terkenal sering disebut-sebut ulama Bugis, beliau salah satu ulama yang
menjadi mufti dikerajaan Kubu yang bukan dari keturunan Syec, menulis beberapa
kitab amalan zikir tauhid salah satu kitabnya yang terkenal adalah kitab
Babun Nikah yang diterbitkan di Singapur, menjadi salah satu kitab rujukan
hukum nikah diIndonesia. Meninggal pada tahun 1957 di makamkan di Kecamatan
Telok Pakeda Kabupaten Kubu Raya, dikenal dengan makam mesjid Batu,
makamnya sering dikunjungi oleh masyarakat. Pengunjung yang datang dari
kalangan muslim maupun non muslim yang sangat menghormati beliau
2. Syech Abdullah Zawawi
Saiyid Abdullah az-Zawawi pula ialah ulama besar yangpernah menjadi Mufti
Mekah, kemudian pernah menjadi Mufti KerajaanPontianak. Riwayatnya dapat
dirujuk dalam halaman Agama Utusan Malaysia,Isnin, 1 Mei 2006.
(Ikhsan,S.Sos Propil Lembaga Pendidikan Islam Yang Diselenggarakan
Masyarakat Kota Pontianak Jurnal Sejarah Dan Budaya Kalimantan Barat 2004)
3. Syech Syarwani Ulama
ini pula nama lengkapnya ialah Syeikh Mahmud bin Abdul
Hamid asy-Syarwani ad-Daghistani. Syeikh Mahmud asy-Syarwani meninggal
dunia di Pontianak pada Rabu, pukul 1, 20 Jamadilakhir 1314 H/26November 1896
M. Dikebumikan pada pagi Khamis, 21 Jamadilakhir 1314 H/27November 1896 M di
Perkuburan Al-Marhum Pangeran Bendahara Syarif AhmadAl-Qadri Pontianak.
4. Habib Muksin Alhinduan (Tharekat
Naksabandiyah)
Seorang Mursyid Tharekat Naksabandiyah wafat di Pontianak dan
dimakamkandi Sampang Madura yang kini diteruskan oleh anaknya yang bernama
Habib Amin Alhinduan di Kota Singkawang, mempunyai ribuan murid yang
tersebar di Kalimantan Barat
5. Syech H.Abdurani Mahmud Al-Yamani (Ahli
Hisab)
Ulama yang mempunyai banyak murid, cukup disegani dikalangan ulama
yangada pada zamannya, mantan ketua Majelis Ulama Indonesia Kalimantan
Barat meninggal di Pontianak
6. Habib Saleh Alhaddat
Ulama yang terkenal tegas dalam pendirian, hapal Alquran menjadi
tempat bertanya dari kalangan ulama yang ada, meninggal di Pontianak
7. Haji Abdus Syukur Badri alias
Haji Muklis
Ulama pejuang asal dari Kalimantan Selatan yang menetap di
Pontianak mempunyai ribuan murid yang terkenal dengan salawat Dalai
lkhairat. Meninggal di Pontianak
8. Haji Ibrahim Basyir alias Wak Guru
( Utusan Malaysia,26 jun 2006,Oleh Wan Mohd Shaghir Abdullah)
Dikenal dengan sebutan Tok Guru, beliau banyak melahir ulama, murid dari
Haji Ismail bin Abdul Karim alias Ismail Mundu.Terkenal mempunyai
banyak kelebihan mempunyai pengaruh yang cukup luas dari kalangan
masyarakat dikenal baik di dalam negeri Indonesia maupun diluar negeri,
banyak mempunyai murid di Negara Brunai,dan Malaysia. Meninggal di
Pontianak di makamkan di Sei Ambawang Kabupaten PontianakUlama-ulama yang
berpengruh tersebut telah memberi warna keislaman melalui ajaran yang
disampaikan menjadi pedoman bagi para murid-muridnya yangada, baik menjadi
sebagai ulama maupun pendidik guna mengembangkan syiar Islam di Kalimantan
Barat.
Penutup
Berbagai pendapat argumentasi yang dikemukakan oleh para ahli,
tentang masuknya Islam di Indonesia, menurut hemat penulis bahwa besar
kemungkinan pada abad ke-7 Masehi, hal ini beralasan bahwa ajaran yang
dianut oleh sebagian besar bangsa Indonesia ialah bermazhab Syafi’I,
tradisi lisan yang berkembang ditengah tengah kehidupan masyarakat masih
menjadi kenyakinan yang kuat dengan nama-nama yang mirip dengan suku
bangsa Arab, tatacara adat,istiadat, kesenian yang banyak didominasi oleh
kesenian Arab.
Doc.Natsir Makam Keramat Tujuh Ketapang
Untuk wilayah Kalimantan Barat baik yang secara formal maupun tidak, danyang
terkangkap sejarah dengan masuk melalui Kabupaten Sambas,
Kabupaten Sintang dan Kabupaten Ketapang yang masuk dari negara
Brunai,Semenanjung danJawa, sehingga nama-nama raja banyak mengadopsi nama raja
Jawa diperkirakan pada abad 15 Masehi.
Kenyakinan yang kuat ditengah kehidupan masyarakat adalah nama
besar kerajaan Tanjungpura menjadi salah satu ciri kerajaan Islam,
jauh sebelumnya sudah pernah ada komunikasi antara masyarakat dikerajaan
Tanjungpura dengan para pedagang dari Arab, bentuk-bentuk peningalan yang
masih bayak terdapatdi daerah Kabupaten Ketapang, baik yang bersifat tangible
maupun intangible hal itu masih bisa dijumpai sampai saat ini.Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Balar Arkeologi dari Banjarbaru Kalimantan
Selatan bahwa peninggalan makam keramat tujuh maupun keramat sembilan diperkirakan
pada abad ke-15 akan tetapi jauh sebelumnya sudah ada kehidupan Islam di
daerah Benua Lama, karena juga ditemukan nisan didalam dasar tanah berdiri
kokoh dan relief yang bercorak Arab di wilayah Kabupaten Ketapang
Kalimantan Barat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar